malam itu, aku adalah makhluk yang paling gelisah, mencoba memejamkan mataku sejenak untuk mengusir kepenatan namun sama sekali tidak bisa, yang nampak adalah raut gelisah di wajahku menunggu waktu malam yang mulai larut, bagaimana tidak, malam itu menjelang aku berangkat ke sebuah kota menemui gadis yang selalu menampakkan wajah sendu di depanku. kutahu aku amat sangat mencintainya, bahkan dalam beberapa episode hari-hari ku selalu dipenuhi dengan wajahnya yang sendu dan sedikit malu-malu. malam menggelayut bersama semilir angin yang menusuk sampai ke tulang rusukku, tepatnya pukul 01.00, namun sama sekali tidak menyurutkan niatku melaju dengan motorku menuju ke terminal di kota tempatku bekerja. sejenak kemudian, aku menitipkan motorku dan mencari tumpangan menuju kota kediaman gadis berwajah sendu. sejam menunggu kendaraan, barulah ada yang sudi mengangkutku, langkahku segera menaiki bis sugeng rahayu dengan berbagai perasaan yang berkecamuk menjemput gadis itu. di dalam bis, k...