Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Goes to Jakarta

Hari ini.. Ya tepatnya malam ini Aku akan bertolak ke Jakarta dengan penuh harapan dan impian untuk menggapai hidup yang lebih baik Meninggalkan kota kelahiranku Madiun dan kota kecintaanku Surabaya Meninggalkan keluargaku dan kakakku tersayang Tak apa Sungguh tak apa Antara excited, bingung, dan merasa tertantang Surabaya sudah menjadi zona nyamanku Sekarang Jakarta yang akan menjadi targetku Seperti yang sering dibilang kakakku Perluaslah zona nyamanmu Ah.. entah.. aku tak tahu harus menulis apa.. Yang pasti selalu terbersit di benakku Bismillahirrohmanirrahim... Semoga semua dilancarkan Semoga sukses untukmu juga kak Ingatlah, gadis kecintaanmu menunggu di jakarta

Ingin Kuhentikan Waktu

InsyaAllah besok aku akan melihatmu lagi Langsung! Tanpa telepon, tanpa sms, tanpa tulisan Betapa senang hatiku, walau mungkin hanya dalam hitungan hari Ingin ku memelukmu erat Ingin ku mencubit pipimu Ingin ku mencium mesra kamu lagi Besok saat bertemu denganmu Besok saat kamu tepat berada di rumahku Benar-benar ingin kuhentikan waktu Ingin sekali.. Kalau aku bisa memilih Aku ingin melihatmu setiap hari Aku ingin bersamamu selalu Tapi apa dayaku Aku harus berjalan di atas skenario terbaik dari Maha Pembuat skenario Tak apa susah hati Beban menumpuk di pundak Sesak, terperangkap Marah, menangis Tetap harus kubersabar

Balasan Surat untuk Lelaki yang Bernama Manhaj

Aku sudah membaca surat yang kau kirimkan padaku tengah malam tadi. Terhenyak, sedih, merasa sangat bersalah dan aku benar2 tak mau membacanya lagi. Bahkan aku tak mau membuka blogmu yang ada bagian surat itu. Cukup sekali aku membacanya. Karena isinya sangat menyedihkan. Aku memang gadis yang sangat cengeng. Susah mengatur emosi, terlalu manja, dan akhirnya kaulah yang menjadi kambing hitam. Itu istilah yang kau gunakan dalam suratmu. Istilah yang membuatku merasa sangat bersalah sampai detik ini. Maafkan aku, jika kecengenganku membuatmu terpenjara dan tak bisa bersikap apa adanya. Bahkan membuatmu seperti boneka atau mainanku. Lagi2 itu istilah menohok yang kau gunakan dalam suratmu. Kau sukses membuatku merasa menjadi wanita yang paling jahat sedunia. Aku bahkan tak kuasa mengobral kata lagi. Sedari tadi malam sampai aku menulis surat ini aku hanya banyak diam di istana kecilku. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, dan aku tak banyak melakukan apa2. Bahkan kau tahu sendiri,

Sajak Kasih Sayang

Kau tahu Kak,  Kasih sayangku padamu bukanlah kata-kata Karena setelah semua itu hilang, tiada yang tersisa Kasih sayangku padamu bukanlah tulisan Karena setelah semua itu dihapus, takkan ada yang tersisa Kasih sayangku padamu juga bukanlah dengan hadiah Karena benda tiada yang abadi, akan segera binasa Kasih sayangku padamu selalu kuwujudkan dalam perbuatan Lantas perbuatan akan mengukir kenangan kita dalam waktu Akan terus kita peluk erat dalam paham yang saling mengerti Menyajak kasih sayang kita sesuai petunjuk-Nya Tidak melanggar batas, tidak pula melampaui nafsu Hingga kelak kemudian kita bertemu kembali Dalam janji Tuhan yang sungguh pasti "Terinspirasi dari Quote Darwis Tere Liye"

Buat Kakakku

Tadi malam kamu menulis banyak sekali tentang aku. Tentang sifatku, puisi untukku dan banyak lagi. Sekarang gantian adek akan menulis panjang buat kakak, sampai habis kata2ku untukmu. Yang mungkin menurutmu tulisanku tak pernah panjang hehe... Here we go! Minhajuddin. Nama yang sangat familiar bagiku setahun belakangan ini. Dari Mas Minha hingga kupanggil dia kakak. Sering kesebut dia kakakku dengan gaya manjaku. Setahun sudah kami merajut cinta. Dari masih malu2 sampai sekarang sudah sangat dekat. Bagiku walau baru setahun serasa kami sudah mengenal bertahun-tahun lamanya. Baru kali ini aku suka cowok yang juga suka denganku, yang tulus mencintaiku dan menyayangiku. Pernah hal itu kuungkapkan padanya. Ternyata dia pun begitu. Baru kali ini cintanya bersambut wkwk.. Berarti kita jodoh donk! Spontan kami menyepakatinya hehe.. Seringkali kamu bertanya, kenapa sih suka padaku? padahal aku tak punya apa2.. sering bikin adek nangis, suka marah2... Hmm kalau disuruh menjawab pertanyaan i

Mbak Tutut, My Best Friend Forever

Namanya Tutut Widowati. Tapi dari dulu aku lebih nyaman memanggilnya mbak tutut. Ya karena memang dia lebih tua hampir setahun dariku, perawakannya yang dewasa, dan pemikirannya yang bijak. Kami saling berkenalan semenjak kelas 1 SD. Itu pun secara tidak sengaja karena mamaku dan ibunya saling ngobrol waktu daftar ulang masuk SD. Saat itu kami hanya kenal dan sempat bermain sebentar. Kelas 2, 3, 4, dan 5 SD kami tidak dekat karena kami punya teman bermain yang berbeda. Namun di kelas 6 kami menjadi dekat. Aku lupa peristiwa apa yang menjadikan kami dekat. Waktu itu mbak tutut sudah bersahabat duluan dengan Martha, yang sekarang juga sahabat baikku. Di SMP kami semakin dekat. Bahkan sekelas di kelas 1 dan 2 kami sebangku. Kami mulai terbiasa saling curhat. Mulai masalah pelajaran hingga masalah cowok. Kami sama2 menyukai seseorang di SMP hehe. Bahkan mbak tutut suka sama orang itu sampai kuliah, dan orang itu tidak tau. Wonderful -_- Namun di kelas 3 SMP kami harus terpisah, karen

PUJIAN ADALAH BENCANA

Pujian sesungguhnya adalah musibah besar bagi mentalitas. Di satu sisi pujian adalah hal yang baik ketika kita menjadi   subjeknya dalam artian kita yang memuji sesuatu atau seseorang sebagaimana adanya bahkan orang yang berjiwa besar selalu melontarkan pujian terhadap orang lain ketika orang lain tersebut pantas untuk dipuji namun sebaliknya bahwa pujian yang menjadi musibah itu ketika kita menjadi objeknya dalam artian bahwa kita yang dipuji maka tunggulah bahwa pujian itu akan membawa dampak yang amat buruk ketika kita terlena dengan pujian tersebut. Begitu banyak contoh ketika seseorang berada dipuncak popularitas dan bergelimang pujian yang pada akhirnya terlena sehingga mentalitasnya menjadi lembek dan karakter ingin dipuji. Lihat saja artis yang dipuja-puja disetiap pelosok desa akhirnya masuk dalam jurang kehancuran, ada yang terseret narkoba, video porno bahkan berbagai kehancuran yang mengiringi dirinya ketika mereka sudah merasa diatas angin dan tidak lagi menginjak

Berpisah untuk Bersama Selamanya

Detik ini aku sudah tak lagi berada di Surabaya Meninggalkanmu sendiri di sana Bohong kalau kamu tak sedih Bohong kalau aku tak menitikkan air mata karenamu Namun waktu tak pernah mengingkari janjinya, Kak Kemarin aku berkeliling Madiun Tahukah kamu? Setiap sudut kota Plaza itu, Toko hp itu, Masjid itu Semuanya mengingatkanku pada dirimu Begitu banyak yang sudah kita lalui bersama Setahun yang lalu waktu kita, Kak Ngawi-Madiun-Surabaya Penuh cerita indah Susah, senang, tawa, tangis kita.. Bahkan kurasa kamu masih di Ngawi Mungkin kamu rasa aku masih di Surabaya dan Madiun adalah kota persinggahan kita Dalam hatiku selalu bertanya Kapankah kita akan bertemu lagi Tentu kamu juga Aku minta Kakak temani sebelum berangkat ke ibukota Karena kuyakin saat itulah momentum sebenarnya untuk kita yang kamu bilang "The Last Goodbye" Demi menggapai cita dan cinta yang tulus Terbingkai dalam pernikahan yang suci Kak, aku ingin mengutarakan pesan ini padamu Saa

I'm Sorry Goodbye Surabaya. Thanks!

2 hari lagi InsyaAllah aku akan segera meninggalkanmu Kota yang menurutku mengajarkanku banyak sekali hal dan hikmah Mulai dari masa bimbel, kuliah, dan kerja Di saat2 pertama aku takut sekali saat berada di sini Walaupun ada saudara kandungku Aku menangis saat ditinggal mama pulang Sekarang aku malah tak mau pergi rasanya dari sini Apalagi ada kakakku Saat skenario kami harus berubah lagi, menuju ibukota Di kota ini aku merasakan 2x jatuh cinta, pacaran, patah hati... Kemudian harus bangkit dan move on demi masa depanku Berat memang, tapi aku berhasil melewatinya Surabaya, terima kasih atas segala kerasmu, tantanganmu, keberhasilanmu di kotamu ini aku berhasil meraih gelar Sarjanaku berhasil mencari uang sendiri belajar mandiri dan percaya diri menemukan cinta yang selama ini kucari Terima kasih telah melatih hati dan mentalku Sebelum aku ke Jakarta, kota yang selama ini aku hindari Semoga aku berhasil menaklukkan ibukota yang terkenal jauh lebih keras darimu Titi

Doa Kami di saat Berkah-Mu Turun

Tulisan ini kubuat dan kujadikan doadoa karena ada sumber yang mengakatan bahwa berdoalah dikala turun hujan deras maka niscaya doamu akan dikabulkan dan sekarang di mesjid kampus B UNAIR sedang  diguyur hujan deras dan disaat ini pulalah aku  melantunkan doa-doaku kepada Allah SWT semoga saja segenap semesta mengamini doadoaku ini Ø   Ya Rabb, mudahkanlah dan pertemukanlah saya dengan pekerjaan yang Engkau ridhai untukku yang menenangkan hatiku Ø   Ya Rabb, mudahkanlah dan ridhailah saya dan windi menjadi halal di tahun depan dan jangan biarkan kami selalu dalam kekhilafan Ø   Ya Rabb, jadikanlah kami berdua pasangan yang bahagia kelak dan jangan cabut rasa sayang kami untuk selalu bersama Ø   Ya Rabb, saat ini saya sedang tidak punya pekerjaan setelah resign dari Erlangga namun sepenuhnya saya menaruh harapan kepadaMU untuk memudahkan jalanku mencari pekerjaan yang lebih Engkau ridhai Ø   Ya Rabb, berikanlah kami kesempatan untuk membahagiakan orangtua kami dengan rejeki y

HIDUPKU DAN PRINSIPKU

bagai musafir, menelusuri lorong gelap kehidupan kata orang tanpa arah namun hakekatnya menuju ke pusat cahaya apa yang dihiraukan karena tak satupun yang menghalangi niat suci, meski kadang melamun, tentang perih masalah namun bukankah seni kehidupan seperti itu, kata pujangga yang sok berseni tapi tak tahu hitam putih kata mereka hidup itu adalah persepsi masingmasing dari mana lagi ungkapan itu jika tak ada nilai hitam putih semua orang merasa benar, apa itu yang dinamakan seni, bahkan seni yang menghancurkan kemanusiaan, terlalu kompromi itu bahaya jadi musafir itu ada hitam putih hidup itu ada nilai dan nilai itu terkandung dalam setiap ajaran yang dianut dan jika sudah masuk dalam ranah ini, memilih ajaran yang diyakini maka itu tergantung pribadi karena hati yang menilai... entahlah, sampai kapanpun, nilai hidup yang kuyakini yang telah menjadi prinsipku akan kupertahankan karena itu yang membentuk karakterku dan memberiku identitas sebagai manusia yang ber