bagai musafir, menelusuri lorong gelap kehidupan
kata orang tanpa arah namun hakekatnya menuju ke pusat cahaya
apa yang dihiraukan
karena tak satupun yang menghalangi niat suci, meski kadang melamun,
tentang perih masalah
namun bukankah seni kehidupan seperti itu,
kata pujangga yang sok berseni
tapi tak tahu hitam putih
kata mereka hidup itu adalah persepsi masingmasing
dari mana lagi ungkapan itu
jika tak ada nilai hitam putih
semua orang merasa benar,
apa itu yang dinamakan seni, bahkan seni yang menghancurkan kemanusiaan,
terlalu kompromi itu bahaya
jadi musafir itu ada hitam putih
hidup itu ada nilai
dan nilai itu terkandung dalam setiap ajaran yang dianut
dan jika sudah masuk dalam ranah ini, memilih ajaran yang diyakini maka itu tergantung pribadi
karena hati yang menilai...
entahlah,
sampai kapanpun, nilai hidup yang kuyakini yang telah menjadi prinsipku akan kupertahankan
karena itu yang membentuk karakterku dan memberiku identitas sebagai manusia yang berbeda dengan makhluk lain.
kata orang tanpa arah namun hakekatnya menuju ke pusat cahaya
apa yang dihiraukan
karena tak satupun yang menghalangi niat suci, meski kadang melamun,
tentang perih masalah
namun bukankah seni kehidupan seperti itu,
kata pujangga yang sok berseni
tapi tak tahu hitam putih
kata mereka hidup itu adalah persepsi masingmasing
dari mana lagi ungkapan itu
jika tak ada nilai hitam putih
semua orang merasa benar,
apa itu yang dinamakan seni, bahkan seni yang menghancurkan kemanusiaan,
terlalu kompromi itu bahaya
jadi musafir itu ada hitam putih
hidup itu ada nilai
dan nilai itu terkandung dalam setiap ajaran yang dianut
dan jika sudah masuk dalam ranah ini, memilih ajaran yang diyakini maka itu tergantung pribadi
karena hati yang menilai...
entahlah,
sampai kapanpun, nilai hidup yang kuyakini yang telah menjadi prinsipku akan kupertahankan
karena itu yang membentuk karakterku dan memberiku identitas sebagai manusia yang berbeda dengan makhluk lain.
Komentar