Judul : Cerita dalam
Keheningan
Penulis : Zara Zettira ZR
Penerbit : Esensi, Erlangga Group
"In silence, there is a story of miracles. In silence, you will find many things you won't find in searching..."
Penulis : Zara Zettira ZR
Penerbit : Esensi, Erlangga Group
"In silence, there is a story of miracles. In silence, you will find many things you won't find in searching..."
“...saat inilah yang kita
miliki karena kemarin bukan lagi milik kita dan hari esok belum tentu kita
jumpai.”
Saya bukan orang yang terlalu suka membaca novel yang agak
berat. Dulu bacaan saya hanyalah teenlit dan sejenisnya. Maka saya tidak
mengenal siapa itu Zara Zettira ZR. Kali ini saya berkesempatan untuk membaca
salah satu karyanya yang best seller lewat buku yang berjudul Cerita dalam
Keheningan. Sebuah buku yang mengangkat kisah nyata tentang perjalanan hidup
penulis sendiri.
Zaira Ramadhani, seorang gadis yang lahir dari keluarga kaya
raya dan terhormat. Dia tinggal di sebuah paviliun mewah bersama keluarga
besarnya, keluarga petinggi partai politik yang juga seorang pebisnis,
keluarga yang terdiri dari berbagai ras, suku, budaya dan kepercayaan. Dengan banyaknya harta yang dimilikinya, Zaira kecil berangkat ke sekolah dengan
gonti-ganti mobil, menyesuaikan dengan warna pita dan seragamnya. Zaira sangat
beruntung memiliki seorang ayah yang sangat mencintainya lebih dari dirinya
sendiri. Namun sayangnya, luka di masa lalu membuat ibunya selalu bersikap tidak adil padanya. Ibunya lebih menyayangi adiknya.
Kehidupan Zaira berubah sejak kakeknya meninggal. Keluarganya berantakan, satu persatu mobilnya hilang, brankas penyimpanan uang dirampok, bahkan rumahnya disita. Dengan keterbatasan ekonomi, keluarga Zaira memutuskan untuk pindah rumah ke pinggiran sungai di daerah Jakarta Selatan. Di rumah mungil itulah dia mulai menulis, mengikuti kata hati. Cerpen pertamanya menang lomba di sebuah majalah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari rumahnya untuk melanjutkan sekolah, bekerja part time sekaligus mengejar mimpinya.
Zaira kini tumbuh menjadi wanita karier yang cemerlang. Seorang penulis terkenal, seorang model berbakat, juga seorang creative director di sebuah perusahaan periklanan. Namun, di tengah puncak kejayaannya dia kembali kehilangan sang ayah yang pergi setelah berjuang melawan kanker. Hidupnya tak lagi normal, dia hampir gila dan beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya, hanya agar bisa berjumpa dengan ayahnya. Sampai suatu hari dia bertemu Jody, laki-laki yang banyak memiliki kesamaan dengan figur ayahnya, laki-laki yang membuatnya selalu tertawa, laki-laki pertama yang menyentuhnya, laki-laki yang melecut semangatnya untuk hidup dan laki-laki yang membuatnya jatuh cinta.
Kehidupan Zaira berubah sejak kakeknya meninggal. Keluarganya berantakan, satu persatu mobilnya hilang, brankas penyimpanan uang dirampok, bahkan rumahnya disita. Dengan keterbatasan ekonomi, keluarga Zaira memutuskan untuk pindah rumah ke pinggiran sungai di daerah Jakarta Selatan. Di rumah mungil itulah dia mulai menulis, mengikuti kata hati. Cerpen pertamanya menang lomba di sebuah majalah. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari rumahnya untuk melanjutkan sekolah, bekerja part time sekaligus mengejar mimpinya.
Zaira kini tumbuh menjadi wanita karier yang cemerlang. Seorang penulis terkenal, seorang model berbakat, juga seorang creative director di sebuah perusahaan periklanan. Namun, di tengah puncak kejayaannya dia kembali kehilangan sang ayah yang pergi setelah berjuang melawan kanker. Hidupnya tak lagi normal, dia hampir gila dan beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya, hanya agar bisa berjumpa dengan ayahnya. Sampai suatu hari dia bertemu Jody, laki-laki yang banyak memiliki kesamaan dengan figur ayahnya, laki-laki yang membuatnya selalu tertawa, laki-laki pertama yang menyentuhnya, laki-laki yang melecut semangatnya untuk hidup dan laki-laki yang membuatnya jatuh cinta.
Menurut saya, bahasa yang digunakan dalam novel ini agak berat karena saya memang tidak terbiasa membaca genre novel seperti yang ditulis Zara Zettira. Terkadang saya susah mengerti. Namun saya berusaha menyelesaikan membaca novel ini karena penasaran dengan alur ceritanya yang kadang susah ditebak.
Satu quote yang paling membuat saya speechless: "Dalam keheningan, kami saling mendengar hati nurani masing-masing hingga kami mendengar suara itu. Suara yang tak bisa diterjemahkan dalam kata-kata dalam bahasa apapun. Karena suara itu terlalu murni. Suara cinta." Quote tersebut benar sekali adanya. Saat saya diam, saya lebih mengerti keadaan di sekitar, saya bisa melihat orang yang benar-benar mencintai saya, berpikir lebih jernih, dan bersyukur atas segala hal yang dimiliki.
Satu quote yang paling membuat saya speechless: "Dalam keheningan, kami saling mendengar hati nurani masing-masing hingga kami mendengar suara itu. Suara yang tak bisa diterjemahkan dalam kata-kata dalam bahasa apapun. Karena suara itu terlalu murni. Suara cinta." Quote tersebut benar sekali adanya. Saat saya diam, saya lebih mengerti keadaan di sekitar, saya bisa melihat orang yang benar-benar mencintai saya, berpikir lebih jernih, dan bersyukur atas segala hal yang dimiliki.
Komentar