Pertama kali aku mengenal buku ini dari kakakku tersayang. Katanya isi buku ini penuh hikmah dan banyak pelajaran yang dapat dipetik. Penulisnya adalah kakak kawannya yang bekerja di trans tv yang bernama Fauzan Mukrim. Entah kenapa aku suka membacanya pelan-pelan. Bab di dalam buku ini pendek-pendek dan sederhana. Ya buku ini adalah tulisan seorang ayah untuk anaknya yang bernama River agar suatu hari nanti si anak ini bisa jauh lebih dalam mengenal ayahnya. Isinya begitu sarat makna. Kisah nyata yang dialami oleh Kak Fauzan Mukrim itu sendiri.
Saat membacanya aku banyak terhenyak, terharu, kadang mengangguk sendiri membenarkan isi dalam buku tersebut.
Saat membacanya aku sering teringat kakak dan seperti belajar mengenal dirinya lebih dalam. Entah mengapa aku merasa kakak mirip Kak Fauzan.
Saat membacanya aku merasa belajar mengenal lingkungan kakakku di Makasar dan Sulawesi.
Saat membacanya aku begitu terpesona dengan kasih sayang Kak Fauzan kepada River dan istrinya yang teramat dalam.
Saat membacanya aku mengenal istilah bottle's neck sadness yang pernah juga kualami seperti Kak Fauzan saat bapak meninggal.
Saat membacanya aku banyak terhenyak, terharu, kadang mengangguk sendiri membenarkan isi dalam buku tersebut.
Saat membacanya aku sering teringat kakak dan seperti belajar mengenal dirinya lebih dalam. Entah mengapa aku merasa kakak mirip Kak Fauzan.
Saat membacanya aku merasa belajar mengenal lingkungan kakakku di Makasar dan Sulawesi.
Saat membacanya aku begitu terpesona dengan kasih sayang Kak Fauzan kepada River dan istrinya yang teramat dalam.
Saat membacanya aku mengenal istilah bottle's neck sadness yang pernah juga kualami seperti Kak Fauzan saat bapak meninggal.
Komentar