tak terasa, malam mulai berlalu diusir kedatangan mentari yang menyegarkan pagi ini. akhirnya aku sampai juga di terminal bungurasih yang sudah sangat akrab denganku. aku istirahat sejenak melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dari perbatasan provinsi ini. aku menunggu pagi di terminal ini. tepat pukul 06.00, aku beranjak ke kota di tempat yang kami sepakati bersama. ternyata aku sampai duluan. tidak lama menunggu di sebuah halte depan mall, gadis manis dengan wajah sendu datang menghampiriku dengan wajah yang malu-malu. tersungging senyum dari bibir tipisnya setelah melihat keberadaanku. kami berdua melepas rindu yang semakin memuncak di halte tersebut. tak banyak kata yang terlontar dari bibir kami namun diam itu punya 1001 makna atas pertemuan kami dengan disaksikan halte yang diam membisu.
kami beranjak dari halte tersebut menuju ke taman kota. berbocengan dengannya membuatku semakin terenyuh dalam romansa kasih yang tak terlukiskan. dia memijiti punggungku yang terasa amat pegal dengan jemarinya, kutahu kekuatannya tak mampu memulihkan pegalku namun dengan perasaan sayangnya, itu lebih dari sebuah kekuatan apapaun. dia diam namun punya hati untukku, aku yakin itu. kami mengitari setiap sudut kota ini. kugenggam tangannya penuh kasih. dia menurutiku dan tetap membuat tangannya erat di jemariku.tak sedikit pun kubiarkan jemarinya lepas dari genggamanku. dia hanya diam dengan rasa kasihnya terhadapku, akupun bahagia akan hal itu.
setiap sudut kota ini menjadi bukti bahwa rasa cintaku menyatu dalam rasa cintanya. berlari menghitung awan yang berarakan di atas sana kemudian mengukir kisah kami di lembaran hari itu. sampai akhirnya waktu membuyarkan kebersamaan kami saat itu. waktu seakan tak kenal kompromi dengan dua insan yang sedang menikmati romansa kasihnya. mentari pun dengan teganya mulai bersembunyi di ufuk barat yang mengharuskanku harus melepaskan genggamanku dari jemarinya yang mungil. dia menemaniku sampai batas kota ini yang telah bercerita akan kisah kerinduan kami hari itu. sebelum benar-benar berpisah darinya, kuajak gadis itu menemaniku makan di sebuah warung yang sangat kuakrabi saat masih menetap di kota ini. kami makan berdua, momen yang tidak bisa kulupakan adalah dia menyuapiku tiga kali. aku tak tahu dia terpaksa melakukannya atau apapun namun aku sangat bahagia saat itu. dia menyuapiku dengan tangannya, tangan mungil yang hanya bisa kupandangi sejak dulu.
akhirnya kami benar-benar berpisah.....
DIA gadis berwajah sendu
yang diamnya bermakna kasih
aku merindunya
dalam setiap harihari yang kulewati
dan gadis berwajah sendu itu adalah
windi..
luv U so bad, girl...!
Nb..maaf hanya singkat, lain waktu kita ukir kisah yang lebih panjang lagi
Komentar