Siapa
yang tidak mengenal twitter? Situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh
Twitter Inc. tersebut memang sedang mendunia. Situs ini menawarkan jejaring
sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang
disebut kicauan (tweets) dalam 140 karakter. Saat ini dapat
dikatakan semua kalangan memiliki akun twitter, tua muda, laki-laki perempuan, wakil
rakyat, artis maupun orang biasa. Bahkan ada orang yang sebenarnya belum paham
mengenai penggunaan twitter rela membuat akun twitter agar tidak dianggap kuno
dan ketinggalan jaman oleh teman-temannya.
Akhir-akhir ini ada tweets yang menarik perhatian saya saat telah mem-follow beberapa akun. Akun-akun tersebut nge-tweet mengenai suatu topik, bisa mengenai pendalaman agama, pengetahuan umum, pemberian motivasi, resep masakan bahkan sampai cara mendidik anak dengan baik. Mereka menyebutnya dengan kultweets atau kuliah tweets. Mungkin sebagian pembaca ada yang belum familiar dengan istilah tersebut. Jadi mereka nge-tweet secara berkelanjutan dan biasanya pada awal tweet diberi keterangan 1/10. Itu menandakan tweet pertama mereka dari 10 tweet mengenai topik tersebut. Ada juga yang memberikan nomor saja untuk setiap tweet mereka atau bahkan langsung nge-tweet namun tetap berkelanjutan.
Hampir setiap hari kultweets selalu memenuhi timeline saya. Namun, percaya atau tidak dengan membaca kultweets, saya merasakan manfaat positif dari twitter. Sesuatu yang sebelumnya tidak saya ketahui dengan mudah saya pelajari dari twitter. Mungkin karena membaca tweet tersebut dengan santai dan tak ada tekanan. Memang saya suka stalking beberapa akun twitter yang memberikan pengetahuan positif saat sedang senggang dan beristirahat.
Dari pengalaman tersebut, saya berpikir alangkah menyenangkan apabila para siswa ataupun mahasiswa dapat belajar materi pelajaran maupun perkuliahan dari twitter. Namun, hal ini jelas membutuhkan kerjasama dan kemampuan “melek teknologi” dari para guru dan dosen. Saya yakin dengan tweet 140 karakter dan bahasa yang mudah dipahami dari pengajar, mereka dapat memahami materi dengan baik dan dengan cara yang tidak membosankan.
Bapak Ibu guru dan dosen pasti mengetahui para siswa dan mahasiswa jaman sekarang sangat berbeda. Mereka menyebut belajar dengan membiarkan buku pelajaran terbuka, namun tangan dan mata mereka sibuk dengan ponselnya. Jadi bukankah media pembelajaran melalui twitter bisa menjadi solusi untuk peningkatan kualitas generasi masa depan bangsa ini?
Komentar