Langsung ke konten utama

KERJA ATAU S2?

Pertanyaan itu pasti muncul di benak sebagian besar mahasiswa S1 tingkat akhir. Sempat juga membayangiku dulu. Tapi dulu aku mantap ingin kerja! Dan alhamdulillah terwujud. Bukan apa-apa, hanya karena aku ingin segera mandiri dan membantu orang tua serta tertantang dengan dunia kerja.

Ini adalah tahun kerjaku yang ke-5, hampir ke-6. Saya sedikit merasa jenuh. Mungkin ini karena pekerjaan yang sekarang tidak ''surprise'' seperti dulu. Mungkin juga aku sudah termasuk sedikit lama di instansi ini. Hampir 4 tahun tentu tidak bisa dibilang newbie. Apalagi Bosku sekarang juga tidak semenantang dulu. Dulu sedikit"cito, sedikit" tugas/ dinas, sedikit" kena sindir dan semprot. Jujur kuakui hal ini menguntungkanku agar lebih kaya pengalaman dan tahan banting. Tapi jika sekarang terjadi, bisa" aku tidak punya waktu ketemu anak dan suami karena seminggu sekali paling nggak harus keluar kota. Jadi aku harus bersyukur di setiap episode kehidupan ini pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

Nah, karena pekerjaan sekarang lebih santai, aku jadi kepikiran lagi dengan pertanyaan judul postingan ini. S2. Aku sebenarnya ingin belajar formal lagi, pengalaman baru lagi, tapi aku tidak pede. Apalagi teman2 kerjaku banyak yg lebih pintar dan terampil daripada aku dan mereka belum mengajukan S2. Apatahlagi kalau S2 dari kantor akan terus terikat sampai 8 tahun baru bisa pindah instansi (Suami ingin banget pindah ke jateng atau jatim). Galau!

Makanya aku ingin bilang ke teman2 mahasiswa S1 akhir, kalau ada biaya lebih dan ada kesempatan  sebelum kerja ambillah S2 dan selesaikan sebaik, selekas, secepat mungkin (iklan fair and lovely bener banget nih). Karena pada saat bekerja akan makin banyak rintangan dan halangan (bagi yang tdk kuat iman halah) untuk ambil S2. Apalagi udah menikah dan punya anak. Makin banyak halang rintangnya. Oke fine ga usah dibandingin sama dian sastro atau anisa pohan, mereka otak encer duit moncer. Kalau kita-kita?? Kita mah apa atuh, cuma remahan rempeyek....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUPPLY DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Di semester 7 ini, saya mendapat tugas kuliah yang spesial, benar-benar susah untuk mencari referensinya. Semua buku referensi berbahasa Inggris dan harus benar-benar dimengerti terlebih dahulu. Tugas tersebut pada mata kuliah Ekonomi Kesehatan. Alhamdulillah setelah berusaha mencari di berbagai sumber, kelompok saya bisa menyelesaikan tugas tersebut meski tidak sampai 15 hal (padahal makalah). Namun bagi saya, tidak masalah berapa jumlah halaman, yang penting isinya dapat dimengerti oleh pembaca. Sengaja sedikit saya share isi tugas saya di sini, semoga bisa menambah referensi pembaca yang kesulitan mencari bahan supply pelayanan kesehatan. Special Thanks to Ibu Thinni sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini, teman-teman 1 kelompok Ekokes.. Zahwa, Riznha, Suloy, Arif, Nana, Ncep, Galih, Hari, dan Anggi :D Supply dalam pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada individu oleh kombinasi tenaga pelayanan kesehatan (seperti dokter, perawat, tekn

Hikmah Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Malam itu aku bersama sahabatku, Rahma menonton suatu film yang diangkat dari novel karangan Buya Hamka. Sebenarnya aku tidak terlalu penasaran dengan film tersebut, namun aku hanya ingin melepas penat setelah lelah dengan rutinitas sehari-hari. Cukup banyak hikmah dari film itu yang membuatku ingin menuliskannya di sini. Cinta.. cinta takkan membuat dirimu menjadi lemah, karena cinta akan menguatkan hatimu.. Mampu membuatmu berjuang menjadi lebih baik. Dengarlah.. Berikan kesempatan kepada orang yang kau sayangi, kau cintai.. Biarkan dia bicara, dengarkanlah dengan hati. Meskipun dalam hatimu dipenuhi amarah dan dendam padanya. Karena di lain waktu engkau akan sangat menyesal telah meninggalkannya. Janganlah kamu menyimpan dendam dan amarah dalam hatimu. Karena sesungguhnya kebahagiaan itu ada di dalam hati. Walau kau tampak kaya, bahagia di luar tapi apabila hatimu gersang itu hanyalah ilusi. Kau tetaplah menderita. Harta dan kecantikan takkan menjamin hidupmu bahagia. Perbed

Resensi Buku Cerita dalam Keheningan

Judul         : Cerita dalam Keheningan Penulis     : Zara Zettira ZR Penerbit     : Esensi, Erlangga Group "In silence, there is a story of miracles. In silence, you will find many things you won't find in searching..." “...saat inilah yang kita miliki karena kemarin bukan lagi milik kita dan hari esok belum tentu kita jumpai.” Saya bukan orang yang terlalu suka membaca novel yang agak berat. Dulu bacaan saya hanyalah teenlit dan sejenisnya. Maka saya tidak mengenal siapa itu Zara Zettira ZR. Kali ini saya berkesempatan untuk membaca salah satu karyanya yang best seller lewat buku yang berjudul Cerita dalam Keheningan. Sebuah buku yang mengangkat kisah nyata tentang perjalanan hidup penulis sendiri. Zaira Ramadhani, seorang gadis yang lahir dari keluarga kaya raya dan terhormat. Dia tinggal di sebuah paviliun mewah bersama keluarga besarnya, keluarga petinggi partai politik yang juga seorang pebisnis, keluarga yang terdiri dari berbagai ras, suku, buday