Berawal dari impian kakakku yang ingin memiliki usaha sendiri. Ya, setelah lulus kuliah dia berencana membuka usaha warnet. Mengapa warnet yang dipilihnya? Jelas, karena saat itu dan mungkin sampai sekarang memang sedang booming situs social Facebook, yang membuat orang rela menyempatkan diri ngenet hanya untuk mengecek wall, update status, dan komen foto. Dari awal tahun 2010 kakakku bekerja keras merenovasi kontrakannya dan mengatur sedemikian rupa agar warnetnya terlihat menarik. Aku pun sebagai adiknya turut membantu sebisa mungkin. Dan akhirnya warnet kakakku resmi dibuka pada 21 Juli 2010. Tentu saja aku ikut senang dan berharap setiap hari warnetnya ramai pengunjung.
Tak disangka tanpa pikir panjang kakak memintaku yang saat itu masih kuliah di semester 4 FKM UNAIR, untuk membantu usahanya. Ya, jadi apa lagi kalo bukan penjaga warnet! Katanya untuk menghemat pengeluaran karena warnet masih baru buka, belum berani membayar karyawan. Awalnya aku bingung juga. Antara kuliahku yang memang tidak bisa dianggap enteng dan harus setiap hari menjaga warnet. Pasti capek banget, begitu pikirku. Namun, tentu aku tidak bisa menolak permintaan kakakku walaupun dengan setengah hati.
Hari pertama saat menjadi penjaga warnet, perasaanku was-was. Banyak sekali pertanyaan dan kekhawatiran di pikiranku. Gimana kalau komputernya ngehank, gimana cara ngeprint foto, apa itu billing, dan bahkan sampai kekhawatiran terparah menghantui pikiranku, gimana kalo listriknya tiba-tiba mati, sedangkan yang ngenet lagi ramai? Aduh… jadi tersenyum sendiri sekarang kalau ingat hal konyol itu
Tidak terasa, hari berlalu begitu cepat. Aku sudah menikmati pekerjaan baruku sebagai penjaga warnet, setelah pulang kuliah. Karena warnet kakakku buka dari jam 06.00 – 24.00, aku hanya bisa membantu dari siang sampai malam jam 20.00, sedangkan di jam sisanya kakakku lah yang menghandle. Ternyata menjadi penjaga warnet sama sekali tidak mengganggu kuliahku, capek memang, tapi itu sudah resiko. Malah saat di warnet, aku bisa sekalian mencari referensi dan bahan untuk tugas kuliahku, lalu di kos tinggal mengerjakan. Cukup menghemat pengeluaranku juga, karena saat itu aku belum punya modem sendiri. Selain itu, aku juga bisa mencari hiburan, apalagi kalau bukan “facebook-an” haha..
Namun, namanya pekerjaan tidak selalu lancar seperti yang kita harapkan. Terkadang ada pengunjung warnet yang “merepotkan”, terutama anak-anak, kelakukannya seperti menjatuhkan mouse hingga rusak, teriak-teriak, bicara kasar, sampai ada yang curang, mengaku sudah membayar tapi ternyata belum. Kadang aku pusing juga kalau harus berhadapan dengan anak-anak seperti ini. Tapi semua masalah itu pasti bisa diatasi dan yang sudah terjadi bisa dipakai pengalaman untuk berikutnya. Jadi jangan dikira menjadi penjaga warnet itu gampang lho!
Aku tak mengharap imbalan dari kakakku sewaktu menjadi penjaga warnet. Bisa membantu saja, sudah senang. Namun tak disangka, sebulan pertama aku bekerja di sana, kakakku memberi sejumlah uang, sedikit uang saku katanya. Wah, Alhamdulillah rejeki nih, tidak boleh ditolak hehehe..
Ya, kenangan penuh makna itu sudah terjadi setahun yang lalu. Tentu saja aku tidak bisa menjadi penjaga warnet terus menerus, karena jadwal kuliahku yang semakin padat, KKN, PKL, dan masih banyak lagi. Aku sangat bersyukur mendapat sedikit pengalaman berhadapan dengan masyarakat, yang mungkin berguna saat aku sudah lulus kuliah dan bekerja.
5 Juli 2011
@Kamar Kos, Kalidami, Surabaya
Windi Prigita S.
Tak disangka tanpa pikir panjang kakak memintaku yang saat itu masih kuliah di semester 4 FKM UNAIR, untuk membantu usahanya. Ya, jadi apa lagi kalo bukan penjaga warnet! Katanya untuk menghemat pengeluaran karena warnet masih baru buka, belum berani membayar karyawan. Awalnya aku bingung juga. Antara kuliahku yang memang tidak bisa dianggap enteng dan harus setiap hari menjaga warnet. Pasti capek banget, begitu pikirku. Namun, tentu aku tidak bisa menolak permintaan kakakku walaupun dengan setengah hati.
Hari pertama saat menjadi penjaga warnet, perasaanku was-was. Banyak sekali pertanyaan dan kekhawatiran di pikiranku. Gimana kalau komputernya ngehank, gimana cara ngeprint foto, apa itu billing, dan bahkan sampai kekhawatiran terparah menghantui pikiranku, gimana kalo listriknya tiba-tiba mati, sedangkan yang ngenet lagi ramai? Aduh… jadi tersenyum sendiri sekarang kalau ingat hal konyol itu
Tidak terasa, hari berlalu begitu cepat. Aku sudah menikmati pekerjaan baruku sebagai penjaga warnet, setelah pulang kuliah. Karena warnet kakakku buka dari jam 06.00 – 24.00, aku hanya bisa membantu dari siang sampai malam jam 20.00, sedangkan di jam sisanya kakakku lah yang menghandle. Ternyata menjadi penjaga warnet sama sekali tidak mengganggu kuliahku, capek memang, tapi itu sudah resiko. Malah saat di warnet, aku bisa sekalian mencari referensi dan bahan untuk tugas kuliahku, lalu di kos tinggal mengerjakan. Cukup menghemat pengeluaranku juga, karena saat itu aku belum punya modem sendiri. Selain itu, aku juga bisa mencari hiburan, apalagi kalau bukan “facebook-an” haha..
Namun, namanya pekerjaan tidak selalu lancar seperti yang kita harapkan. Terkadang ada pengunjung warnet yang “merepotkan”, terutama anak-anak, kelakukannya seperti menjatuhkan mouse hingga rusak, teriak-teriak, bicara kasar, sampai ada yang curang, mengaku sudah membayar tapi ternyata belum. Kadang aku pusing juga kalau harus berhadapan dengan anak-anak seperti ini. Tapi semua masalah itu pasti bisa diatasi dan yang sudah terjadi bisa dipakai pengalaman untuk berikutnya. Jadi jangan dikira menjadi penjaga warnet itu gampang lho!
Aku tak mengharap imbalan dari kakakku sewaktu menjadi penjaga warnet. Bisa membantu saja, sudah senang. Namun tak disangka, sebulan pertama aku bekerja di sana, kakakku memberi sejumlah uang, sedikit uang saku katanya. Wah, Alhamdulillah rejeki nih, tidak boleh ditolak hehehe..
Ya, kenangan penuh makna itu sudah terjadi setahun yang lalu. Tentu saja aku tidak bisa menjadi penjaga warnet terus menerus, karena jadwal kuliahku yang semakin padat, KKN, PKL, dan masih banyak lagi. Aku sangat bersyukur mendapat sedikit pengalaman berhadapan dengan masyarakat, yang mungkin berguna saat aku sudah lulus kuliah dan bekerja.
5 Juli 2011
@Kamar Kos, Kalidami, Surabaya
Windi Prigita S.
Komentar
sukses selalu buat kamu :)
hehe.. kok bisa dikira cowok i lhooo :P
kuliah di univ mana dek?
salam kenal ya :)