di kantor aku mengenal 2 figur ayah atau bapak yg hampir seusia dengan almarhum bapakku.
yang pertama pak giri adalah atasanku. dia punya anak tunggal anak yg sangat disayangnya. usianya sudah 20 dan masih kuliah. mungkin karena terbiasa semenjak kecil semua keinginannya dipenuhi maka sampai sekarang pun begitu. walau sudah kuliah tapi dia seperti anak sma. padahal dia laki2 tapi kemana2 harus diantar supir, mau beli ini itu harus dituruti. 3 hari terakhir aku bisa melihat kekhawatiran di wajah ayahnya. dia mengeluh anaknya minta macam2 dan harus dipenuhi padahal pengeluarannya sudah banyak sekali bulan ini. tapi baginya anaknya yg utama bagaimanapun caranya selalu dipenuhi meski harus berutang lewat credit card.
yg kedua adalah pakdhe. dia adalah staf senior yg duduknya di belakangku. kami akrab karena dia lucu dan kebapakan. aku sering mencandainya dan menyapanya. beberapa waktu terakhir aku baru tau kalau anak sulungnya sudah meninggal. tak heran bila sekarang dia begitu ingin menyenangkan 2 adik2nya. sekarang anak keduanya yg menjadi anak pertama akan masuk kuliah. dia menginginkan anaknya masuk ke poltekkes. maka cara yg dia lakukan tak kusepakati. dia menitipkan anaknya ke atasanku dan kepala satkerku. meski aku tak tahu anaknya lolos karena titipan itu atau karena anaknya memang pintar. selain itu dia baru saja membelikan hp seharga 8 juta utk anaknya yg mau masuk kuliah itu. belakangan dia cerita kepadaku kalau sayang juga uang sebanyak itu hanya untuk hp. padahal setiap hari dia pp rumah kantor total selama 4,5 jam.
2 figur ayah yang begitu menyayangi anaknya. meski kurasa keduanya melakukan hal yg bisa berdampak buruk kepada anaknya di masa mendatang. semoga kita dijauhkan dari hal yang nampak baik tapi sebenarnya salah dan tidak memberikan teladan yg benar
yang pertama pak giri adalah atasanku. dia punya anak tunggal anak yg sangat disayangnya. usianya sudah 20 dan masih kuliah. mungkin karena terbiasa semenjak kecil semua keinginannya dipenuhi maka sampai sekarang pun begitu. walau sudah kuliah tapi dia seperti anak sma. padahal dia laki2 tapi kemana2 harus diantar supir, mau beli ini itu harus dituruti. 3 hari terakhir aku bisa melihat kekhawatiran di wajah ayahnya. dia mengeluh anaknya minta macam2 dan harus dipenuhi padahal pengeluarannya sudah banyak sekali bulan ini. tapi baginya anaknya yg utama bagaimanapun caranya selalu dipenuhi meski harus berutang lewat credit card.
yg kedua adalah pakdhe. dia adalah staf senior yg duduknya di belakangku. kami akrab karena dia lucu dan kebapakan. aku sering mencandainya dan menyapanya. beberapa waktu terakhir aku baru tau kalau anak sulungnya sudah meninggal. tak heran bila sekarang dia begitu ingin menyenangkan 2 adik2nya. sekarang anak keduanya yg menjadi anak pertama akan masuk kuliah. dia menginginkan anaknya masuk ke poltekkes. maka cara yg dia lakukan tak kusepakati. dia menitipkan anaknya ke atasanku dan kepala satkerku. meski aku tak tahu anaknya lolos karena titipan itu atau karena anaknya memang pintar. selain itu dia baru saja membelikan hp seharga 8 juta utk anaknya yg mau masuk kuliah itu. belakangan dia cerita kepadaku kalau sayang juga uang sebanyak itu hanya untuk hp. padahal setiap hari dia pp rumah kantor total selama 4,5 jam.
2 figur ayah yang begitu menyayangi anaknya. meski kurasa keduanya melakukan hal yg bisa berdampak buruk kepada anaknya di masa mendatang. semoga kita dijauhkan dari hal yang nampak baik tapi sebenarnya salah dan tidak memberikan teladan yg benar
Komentar