dewasa ini hampir semua orang dapat dipastikan punya smartphone yg penuh dgn medsos di dalamnya. mulai dari fb, twitter,ig,bbm atau whatsapp. setiap medsos tsb menyediakan fasilitas status maupun foto profil yang bisa dikatakan mewakili perasaan dan pikiran empunya. maka mau tak mau setiap orang pasti berpikir utk mengisi status tsb atau mengganti2 foto profil. awalnya bingung mau menulis apa tapi lama2 setiap kegiatan yang dia lakukan jadi ditulis di status. apalagi kegiatan yg istimewa buatnya seperti jalan2 di tempat wisata, hangout bareng teman dekat sampai saat segala kegiatan yang dilakukan dengan pasangan. foto2 kebahagiaan dan kemesraan bergantian diposting.
saya pernah menjadi salah 1 orang yg seperti itu dan hidup saya seperti tidak tenang serta sedikit menyesal. setiap kebahagiaan bersama dgn orang tercinta saya tulis di status. awalnya saya senang, bangga, lega. tapi semenit kemudian hati saya merasa aneh, lelah dan menyesal. saya merasa hal tsb tidaklah pantas dan nyaman diumbar pada khalayak. apalagi jika itu secara tidak sengaja bisa menyinggung perasaan mereka. karena kita tak pernah tahu bagaimana isi hati seseorang terhadap kita. selain kebahagiaan saya juga pernah menuliskan kesedihan dan keluhan di status. alhasil saya merasakan hal yg sama. hal seperti itu tak ada gunanya diumbar. memang teman2 saya bertanya ada apa. tapi setelah itu? apa peduli? tidak. mereka hanya just asking pada saya. cukuplah itu menjadi pelajaran saya selama bertahun2 (mungkin ada 6 tahun) 2009-2015 saya bermedsos ria yg diawali dgn fb. tak perlu mengumbar apa yg terjadi dan yg kita rasakan. semoga istiqomah.
saya menulis ini karena postingan di medsos saya rasa semakin parah. bagaimana mungkin kalian mengupload foto prewedding yg berciuman, foto hasil test pack yg menunjukkan tanda positif, hasil pumping asi yg penuh sebotol, foto2 anak bayi bertebaran dengan gampangnya. tidakkah kalian merasa itu hal yang sangat privasi? saya memang belum menikah jadi belum merasakan kebahagiaan hamil dan punya anak. tapi calon suami saya jauh2 hari sudah mengingatkan untuk tidak mengumbar hal2 seperti itu. bahkan kami bersepakat untuk tidak memiliki akun medsos setelah menikah kecuali bbm dan whatsapp karena diperlukan dalam pekerjaan.
daripada memposting di medsos yang bisa dilihat banyak orang, semua cerita bisa dituliskan di blog pribadi ataupun buku harian. untuk foto sebaiknya memang konsumsi bagi keluarga besar saja. malah sebaiknya foto test pack dan foto asi itu dikonsumsi diri sendiri dan suami saja. saya benar2 tidak habis pikir bagaimana foto seperti itu bisa diupload di fb?! kalau begitu kenapa foto malam pertamanya tidak sekalian diposting heuheu #nooffense #geregetan
celoteh malam minggu
4 juli 2015
saya pernah menjadi salah 1 orang yg seperti itu dan hidup saya seperti tidak tenang serta sedikit menyesal. setiap kebahagiaan bersama dgn orang tercinta saya tulis di status. awalnya saya senang, bangga, lega. tapi semenit kemudian hati saya merasa aneh, lelah dan menyesal. saya merasa hal tsb tidaklah pantas dan nyaman diumbar pada khalayak. apalagi jika itu secara tidak sengaja bisa menyinggung perasaan mereka. karena kita tak pernah tahu bagaimana isi hati seseorang terhadap kita. selain kebahagiaan saya juga pernah menuliskan kesedihan dan keluhan di status. alhasil saya merasakan hal yg sama. hal seperti itu tak ada gunanya diumbar. memang teman2 saya bertanya ada apa. tapi setelah itu? apa peduli? tidak. mereka hanya just asking pada saya. cukuplah itu menjadi pelajaran saya selama bertahun2 (mungkin ada 6 tahun) 2009-2015 saya bermedsos ria yg diawali dgn fb. tak perlu mengumbar apa yg terjadi dan yg kita rasakan. semoga istiqomah.
saya menulis ini karena postingan di medsos saya rasa semakin parah. bagaimana mungkin kalian mengupload foto prewedding yg berciuman, foto hasil test pack yg menunjukkan tanda positif, hasil pumping asi yg penuh sebotol, foto2 anak bayi bertebaran dengan gampangnya. tidakkah kalian merasa itu hal yang sangat privasi? saya memang belum menikah jadi belum merasakan kebahagiaan hamil dan punya anak. tapi calon suami saya jauh2 hari sudah mengingatkan untuk tidak mengumbar hal2 seperti itu. bahkan kami bersepakat untuk tidak memiliki akun medsos setelah menikah kecuali bbm dan whatsapp karena diperlukan dalam pekerjaan.
daripada memposting di medsos yang bisa dilihat banyak orang, semua cerita bisa dituliskan di blog pribadi ataupun buku harian. untuk foto sebaiknya memang konsumsi bagi keluarga besar saja. malah sebaiknya foto test pack dan foto asi itu dikonsumsi diri sendiri dan suami saja. saya benar2 tidak habis pikir bagaimana foto seperti itu bisa diupload di fb?! kalau begitu kenapa foto malam pertamanya tidak sekalian diposting heuheu #nooffense #geregetan
celoteh malam minggu
4 juli 2015
Komentar