Anda seorang ibu yang sedang punya anak bayi atau balita? Jika ya, perhatikan lah selalu pertumbuhan dan perkembangannya, karena merupakan fase yang memerlukan gizi yang cukup untuk bisa tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas. Pola pemberian ASI dan pengenalan makanan padat kepada mereka harus benar-benar diperhatikan. Selain itu, kesehatan dan kecukupan gizi si ibu sendiri juga tak boleh diremehkan. Karena pada masa bayi semua asupan gizi diperoleh dari ibu melalui ASI.
Tentu Anda pernah mendengar istilah ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu kepada bayinya tanpa makanan pendamping atau makanan tambahan apapun. ASI eksklusif dianjurkan diberikan kepada bayi selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai umur 2 tahun. Kenapa 6 bulan? Karena pada usia itu, enzim pencernaan si bayi baru terbentuk sempurna. Tapi apa kenyataannya di masyarakat? Bayi yang masih berusia 1 bulan, sudah diberi air putih, susu formula atau bahkan pisang yang dilumatkan. Kasihan sekali si bayi ini. Dia tidak bisa mencerna makanan dengan sempurna, tapi dia tidak bisa menolak, hanya bisa menangis. Resiko dari pengenalan makanan selain ASI yang terlalu dini, dapat menyebabkan gangguan pencernaan si bayi di kemudian hari.
Bayi yang berusia 6 bulan ke atas baru boleh dikenalkan dengan makanan pendamping ASI secara bertahap. Usia 6-7 bulan mulai boleh diberi bubur susu. Bubur yang terbuat dari kentang atau beras yang dicampur dengan susu. Susu di sini tidak lain adalah ASI si ibu itu sendiri. Usia 7-8 bulan, dikenalkan dengan sayur yang berserat rendah seperti wortel atau bayam yang dilumatkan. Caranya dengan, seminggu diberi bayam secara terus menerus. Kemudian seminggu lagi diberi wortel yang dilumatkan. Tujuannya agar si bayi dapat mengenal rasa bayam itu seperti apa, rasa bayam seperti apa. Namun pemberian ASI dan bubur susu jangan dilupakan. Kemudian usia 8-9 bulan, bisa diberi buah-buahan yang dilumatkan. Metode pemberiannya seperti sayur tadi. Satu minggu dengan buah yang sama. Sayur diberikan kepada bayi sebelum buah, karena rasa buah lebih enak dan manis daripada sayur. Takutnya, si bayi tidak mau makan sayur kalau diberikan buah terlebih dahulu. Protein hewani yang non alergenik seperti daging sapi, daging ayam atau ikan air tawar mulai bisa diberikan kepada bayi saat berusia 9-10 bulan. Metode pemberiannya juga sama agar dapat mengetahui bayi alergi atau tidak dengan makanan tertentu. Usia 10-11 bulan mulai diberi makanan yang mengandung protein nabati, seperti tahu, tempe. Pada usia 11-12 bulan bisa diberi dairy products atau makanan olahan susu. Dan mulai usia 1 tahun ke atas bisa diberi makanan padat yang cukup kandungan gizinya. Namun, jangan lupa ASI tetap harus diberikan sampai umur 2 tahun.
Komentar